First Sight (Hanin's Side)
"Semoga kamu selalu kamu, dengan mata indah andalanmu
Semoga kamu selalu kamu, dengan senyum manis terbaikmu
Semoga aku selalu aku, pemilik mata indah dan senyum terbaikmu
Semoga kita selalu kita, dengan segala doa dan usaha supaya selalu bersama
Semoga kita selalu kita, yang bahagia bersama selamanya
Aamiin. "
Hanindyo Riezky Beksono, anak laki-laki berusia 18 tahun yang baru saja menginjak bangku kuliah jurusan kedokteran.
Dia adalah anak laki-laki dengan berat badan yang agak berlebih. Dia adalah laki-laki yang baik hati terutama kepada perempuan. He has a highest respect for woman. Everybody likes him.
Tapi ... sampai saat itu, Hanin yang cuek (bahkan cenderung bodo amat dengan cinta) belum pernah terpikirkan di benaknya untuk jatuh cinta kepada perempuan manapun. He just enjoying his life.
Ada beberapa orang perempuan yang sempat membuatnya tertarik, namun tak ada satu pun yang bisa meluluhkan hatinya dan membuatnya jatuh cinta.
Pertama kali Hanin melihat Tiara ...
adalah ketika di suatu siang yang terik, di hari keempat kami di bangku kuliah, Hanin dan Fadel sedang di tempat fotokopian.
disana ada Tiara dan Hania juga sedang memotokopi di tempat yang sama.
Saat itu, Fadel menyapa Tiara dan Hania (karna kebetulan 1 kelompok ospek). Tapi, Hanin yang cuek (dan ndut) tidak peduli apa yang dilakukan Fadel karena dirinya tidak kenal dengan Tiara dan Hania, dan ia masih sibuk berusaha menghabiskan ice cream di tangannya.
Kemudian Tiara menoleh ke sumber suara yang memanggilnya, bertepatan saat Hanin juga melihat seseorang yang Fadel sapa,
and ... it Happen!
Mata indah andalannya yang bulat
Dan senyum terbaiknya
Membuat jantungnya berhenti beberapa detik, dan seketika itu juga ia kagum.
dan jatuh cinta.
Kemudian Tiara dan Hania pergi setelah mengobrol singkat dengan Fadel.
"DEL!! TADI ITU SIAPA NAMANYA??"
"Ha?! yang mane?"
"Itu yang tadi cewek baju biru"
"Oh ... Tiara"
Malamnya sampai di asrama (Yes! all of us in dormitory, male and female, and Tiara too) Hanin langsung mencari akun facebook Tiara, and ... unfortunately
SHE HAD A BOYFRIEND
Seketika hatinya terdiam.
Dengan sikap gentleman, ia segera memustuskan untuk mengundurkan dirinya untuk bertarung memperjuangkan seseorang yang ia kagumi, yang telah membuatnya jatuh cinta, yang membuat ia yakin bahwa perempuan itu kelak yang akan menjadi pendamping hidupnya.
But, the truth is different.
Beberapa waktu sebelumnya Hanin sempat bertanya kepada temannya "kenapa ga ada yang deketin Tiara", but well said "udah ada pacarnya bro"
Hanin mundur, and no need a long time ... he got another girlfriend in second year.
Sampai suatu saat dia mulai jenuh dengan pacarnya dan mulai curhat dengan Tiara yang sekarang jadi teman satu pengurus organisasi dan semakin akrab.
Pernah suatu hari Hanin mengajak Tiara jalan dengan iming-iming mau curhat mengenai kisah cintanya. Tentu saja Tiara mengiyakan dan mereka jalan bersama ke PIM. Hanin membebaskan Tiara untuk memilih tempat makan yang dia suka, and ... He chosen Pepper Lunch.
OMG!
Actually, Hanin really hate this kind of food.
Kenapa dari sekian banyak makanan Tiara pilih di Pepper Lunch??
Tapi mau gimana, Hanin harus selalu memberikan performa terbaik di depan Tiara. dan akhirnya kita makan disana. and I used to show my happy face to her.
Sedikit kelucuan yang selalu terjadi ketika memilih tempat duduk adalah ... Tiara selalu milih tempat yang jauh dan sampai sekarang Hanin gatau alasannya.
Pepper Lunch ini berada di food court, Hanin membawa makanan yang dipesan. Begitu banyak bangku kosong di dekat booth Pepper Lunch ini, tapi Tiara malah memilih tempat yang super jauh dari boothnya. I don't know why.
Beberapa kali Hanin menawari dirinya untuk mengantarkan Tiara pulang ke rumah. Hanin tau Tiara adalah anak yangkelewat mandiri. Hanin tau kalau Tiara pulang ke rumahnya menggunakan ojek lalu disambung bis kota atau transjakarta lalu disambung lagi dengan metromini. Sebagai laki-laki sejati Hanin tak mungkin membiarkan wanita yang ia sayangi bersusah-susah seperti itu.
Namun, Tiara selalu menolak, tidak pernah mau. Hanin cukup sedih kenapa ia selalu ditolak, mungkin Tiara menjaga perasaan pacarnya, bisa jadi.
dan akhirnya selama kuliah Hanin tidak pernah mengantarnya pulang ke rumah.
Tiara dan Hanin semakin dekat. Semakin sering jalan bareng, makan ice cream, icip-icip dessert, ngobrol-ngobrol sampai malem, and Hanin really happy everytime they together.
Happy to see her smile, her laugh and her jokes.
And now, We become a Bestfriend :)
just Bestfriend.
Semoga kamu selalu kamu, dengan senyum manis terbaikmu
Semoga aku selalu aku, pemilik mata indah dan senyum terbaikmu
Semoga kita selalu kita, dengan segala doa dan usaha supaya selalu bersama
Semoga kita selalu kita, yang bahagia bersama selamanya
Aamiin. "
![]() |
Hanin at Second year College (2014) |
Hanindyo Riezky Beksono, anak laki-laki berusia 18 tahun yang baru saja menginjak bangku kuliah jurusan kedokteran.
Dia adalah anak laki-laki dengan berat badan yang agak berlebih. Dia adalah laki-laki yang baik hati terutama kepada perempuan. He has a highest respect for woman. Everybody likes him.
Tapi ... sampai saat itu, Hanin yang cuek (bahkan cenderung bodo amat dengan cinta) belum pernah terpikirkan di benaknya untuk jatuh cinta kepada perempuan manapun. He just enjoying his life.
Ada beberapa orang perempuan yang sempat membuatnya tertarik, namun tak ada satu pun yang bisa meluluhkan hatinya dan membuatnya jatuh cinta.
Pertama kali Hanin melihat Tiara ...
adalah ketika di suatu siang yang terik, di hari keempat kami di bangku kuliah, Hanin dan Fadel sedang di tempat fotokopian.
disana ada Tiara dan Hania juga sedang memotokopi di tempat yang sama.
Saat itu, Fadel menyapa Tiara dan Hania (karna kebetulan 1 kelompok ospek). Tapi, Hanin yang cuek (dan ndut) tidak peduli apa yang dilakukan Fadel karena dirinya tidak kenal dengan Tiara dan Hania, dan ia masih sibuk berusaha menghabiskan ice cream di tangannya.
Kemudian Tiara menoleh ke sumber suara yang memanggilnya, bertepatan saat Hanin juga melihat seseorang yang Fadel sapa,
and ... it Happen!
Mata indah andalannya yang bulat
Dan senyum terbaiknya
Membuat jantungnya berhenti beberapa detik, dan seketika itu juga ia kagum.
dan jatuh cinta.
Kemudian Tiara dan Hania pergi setelah mengobrol singkat dengan Fadel.
"DEL!! TADI ITU SIAPA NAMANYA??"
"Ha?! yang mane?"
"Itu yang tadi cewek baju biru"
"Oh ... Tiara"
Malamnya sampai di asrama (Yes! all of us in dormitory, male and female, and Tiara too) Hanin langsung mencari akun facebook Tiara, and ... unfortunately
SHE HAD A BOYFRIEND
Seketika hatinya terdiam.
Dengan sikap gentleman, ia segera memustuskan untuk mengundurkan dirinya untuk bertarung memperjuangkan seseorang yang ia kagumi, yang telah membuatnya jatuh cinta, yang membuat ia yakin bahwa perempuan itu kelak yang akan menjadi pendamping hidupnya.
But, the truth is different.
Beberapa waktu sebelumnya Hanin sempat bertanya kepada temannya "kenapa ga ada yang deketin Tiara", but well said "udah ada pacarnya bro"
Hanin mundur, and no need a long time ... he got another girlfriend in second year.
Sampai suatu saat dia mulai jenuh dengan pacarnya dan mulai curhat dengan Tiara yang sekarang jadi teman satu pengurus organisasi dan semakin akrab.
Pernah suatu hari Hanin mengajak Tiara jalan dengan iming-iming mau curhat mengenai kisah cintanya. Tentu saja Tiara mengiyakan dan mereka jalan bersama ke PIM. Hanin membebaskan Tiara untuk memilih tempat makan yang dia suka, and ... He chosen Pepper Lunch.
OMG!
Actually, Hanin really hate this kind of food.
Kenapa dari sekian banyak makanan Tiara pilih di Pepper Lunch??
Tapi mau gimana, Hanin harus selalu memberikan performa terbaik di depan Tiara. dan akhirnya kita makan disana. and I used to show my happy face to her.
Sedikit kelucuan yang selalu terjadi ketika memilih tempat duduk adalah ... Tiara selalu milih tempat yang jauh dan sampai sekarang Hanin gatau alasannya.
Pepper Lunch ini berada di food court, Hanin membawa makanan yang dipesan. Begitu banyak bangku kosong di dekat booth Pepper Lunch ini, tapi Tiara malah memilih tempat yang super jauh dari boothnya. I don't know why.
Beberapa kali Hanin menawari dirinya untuk mengantarkan Tiara pulang ke rumah. Hanin tau Tiara adalah anak yang
Namun, Tiara selalu menolak, tidak pernah mau. Hanin cukup sedih kenapa ia selalu ditolak, mungkin Tiara menjaga perasaan pacarnya, bisa jadi.
dan akhirnya selama kuliah Hanin tidak pernah mengantarnya pulang ke rumah.
Tiara dan Hanin semakin dekat. Semakin sering jalan bareng, makan ice cream, icip-icip dessert, ngobrol-ngobrol sampai malem, and Hanin really happy everytime they together.
Happy to see her smile, her laugh and her jokes.
And now, We become a Bestfriend :)
just Bestfriend.
Comments
Post a Comment